Ulang tahun, suatu hari yang gak terlalu penting buat aku.
Hari itu besok, hemmm karena apa aku bilang gitu, emm karena pasti semuanya
bakal peduli dan care sama aku dan aku bener2 ngerasa gak nyaman akan hal itu.
Apa istimewanya sih sebuah ulang tahun, gak bisa biasa aja yah, buat
nanggepinnya..
Aku gak mau di spesialin, aku gak mau terlalu di perhatiin sedemikian rupa,
percuma semuanya, kalo apa yang aku inginkan dalam hidup gak pernah bisa ku
dapat.
Menyebalkan sekali bicara tentang hal ini, kenapa hidup itu harus kayak
gini, pasti ada aja yang gak sesuai sama keinginan hati, oh God, apa yang
barusan aku katakan, nampaknya otak aku lagi error deh, emmm mungkin karena aku
gak tau kabarnya dia beberapa hari ini, *berpikir keras, apa hubungannya coba*
Bicara soal dia, dia adalah orang yang selalu buat aku untuk jadi seseorang
yang luar biasa, aku hanya ingin membuktikan bahwa meskipun tanpa dia, aku masih
bisa bahagia, meskipun cinta ku yang tulus ini selalu tak pernah dirasakan
olehnya, mungkin karena memang hati kami tidak saling terkoneksi dengan baik,
misal kalo aku tiba-tiba ngerasain rindu eh dia juga ikut ngerasain rindu,
mungkin gak gitu, karena mungkin kami bukan sepasang kekasih yang di satukan,
karena mungkin bukan dia pasangan yang tepat untuk di pasangkan kepada hatiku
yang separohnya,
Terserah deh, yang penting sekarang sedikit demi sedikit aku bisa ngelupain
itu muka, itu senyum, itu suara, itu ketawa, lupa, lupa, lupa, lupa, aku dah
lupa sama dia, aku harus bisa lupa, tapi seperti kata orang hanya butuh waktu
satu jam untuk jatuh cinta sama seseorang dan butuh waktu seumur hidup untuk
ngelupain seseorang, apa mungkin aku akan tersiksa seumur hidup untuk bisa
ngelupain itu orang, eh aku ngomongin apa sih nih, gak ada nyambung-nyambungnya
sama ulang tahun.
Ada, aku bilang ada karena setiap ulang tahun itu, dia gak pernah lupa buat
ngucapinnya, walaupun aku gak pernah ngucapin ulang tahun ke dia, aku yakin
besok dia pasti juga bakal ngucapinnya lagi seperti tahun-tahun kemarin, ingin sekali
kusebutkan namanya disini, biar dia bisa tau kalo yang aku bicarakan ini adalah
dia, tapiiii, biar aku sebutin dalam hatiku aja deh yang lirih dan merintih,
dia, dia, dia, dia yang seharusnya aku lupakan, kenapa masih saja aku
ingat-ingat, sebenernya aku sendiri yang memaksakan untuk tetap mengingatnya
secara berkala, bukan karena itu muka dateng sendiri dengan tiba-tiba, dia, apa
kabarnya, aku ingin sekali menyapanya, tapi aku takut dia nanti akan kegeeran
dan kembali melupakan hari-harinya yang seharusnya dia lalui bersama keluarga
kecilnya, semoga selalu bahagia.
Wahai dia, yang ada disana, maafkan atas segala pengabaianku kepadamu,
karena aku takut luka itu kembali menganga ketika kita kembali berhubungan
bahkan hanya lewat sms atau telepon, maafkan aku, aku hanya ingin kita fokus
terhadap apa yang kita jalani sekarang. Semoga selalu bahagia, wahai dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar