Rabu, 06 Februari 2013

Ulang Tahun tanpa dia lagi


Ulang tahun, suatu hari yang gak terlalu penting buat aku.
Hari itu besok, hemmm karena apa aku bilang gitu, emm karena pasti semuanya bakal peduli dan care sama aku dan aku bener2 ngerasa gak nyaman akan hal itu.
Apa istimewanya sih sebuah ulang tahun, gak bisa biasa aja yah, buat nanggepinnya..
Aku gak mau di spesialin, aku gak mau terlalu di perhatiin sedemikian rupa, percuma semuanya, kalo apa yang aku inginkan dalam hidup gak pernah bisa ku dapat.
Menyebalkan sekali bicara tentang hal ini, kenapa hidup itu harus kayak gini, pasti ada aja yang gak sesuai sama keinginan hati, oh God, apa yang barusan aku katakan, nampaknya otak aku lagi error deh, emmm mungkin karena aku gak tau kabarnya dia beberapa hari ini, *berpikir keras, apa hubungannya coba*

Bicara soal dia, dia adalah orang yang selalu buat aku untuk jadi seseorang yang luar biasa, aku hanya ingin membuktikan bahwa meskipun tanpa dia, aku masih bisa bahagia, meskipun cinta ku yang tulus ini selalu tak pernah dirasakan olehnya, mungkin karena memang hati kami tidak saling terkoneksi dengan baik, misal kalo aku tiba-tiba ngerasain rindu eh dia juga ikut ngerasain rindu, mungkin gak gitu, karena mungkin kami bukan sepasang kekasih yang di satukan, karena mungkin bukan dia pasangan yang tepat untuk di pasangkan kepada hatiku yang separohnya,
Terserah deh, yang penting sekarang sedikit demi sedikit aku bisa ngelupain itu muka, itu senyum, itu suara, itu ketawa, lupa, lupa, lupa, lupa, aku dah lupa sama dia, aku harus bisa lupa, tapi seperti kata orang hanya butuh waktu satu jam untuk jatuh cinta sama seseorang dan butuh waktu seumur hidup untuk ngelupain seseorang, apa mungkin aku akan tersiksa seumur hidup untuk bisa ngelupain itu orang, eh aku ngomongin apa sih nih, gak ada nyambung-nyambungnya sama ulang tahun.

Ada, aku bilang ada karena setiap ulang tahun itu, dia gak pernah lupa buat ngucapinnya, walaupun aku gak pernah ngucapin ulang tahun ke dia, aku yakin besok dia pasti juga bakal ngucapinnya lagi seperti tahun-tahun kemarin, ingin sekali kusebutkan namanya disini, biar dia bisa tau kalo yang aku bicarakan ini adalah dia, tapiiii, biar aku sebutin dalam hatiku aja deh yang lirih dan merintih, dia, dia, dia, dia yang seharusnya aku lupakan, kenapa masih saja aku ingat-ingat, sebenernya aku sendiri yang memaksakan untuk tetap mengingatnya secara berkala, bukan karena itu muka dateng sendiri dengan tiba-tiba, dia, apa kabarnya, aku ingin sekali menyapanya, tapi aku takut dia nanti akan kegeeran dan kembali melupakan hari-harinya yang seharusnya dia lalui bersama keluarga kecilnya, semoga selalu bahagia.

Wahai dia, yang ada disana, maafkan atas segala pengabaianku kepadamu, karena aku takut luka itu kembali menganga ketika kita kembali berhubungan bahkan hanya lewat sms atau telepon, maafkan aku, aku hanya ingin kita fokus terhadap apa yang kita jalani sekarang. Semoga selalu bahagia, wahai dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar