Kamu, yang dekat tapi terasa jauh. Aku sudah mulai lelah
menunggu. Di kelilingi janji manismu, di taburi mimpi indah masa depan
bersamamu. Di hiasi kata-kata indah lewat bibirmu. Aku sudah lelah.
Bukan, aku bukan menginginkan kalimat “ kalau begitu pergi
dan carilah yang lain, yang mampu mewujudkan impianmu secepat kilat, pergilah”
Bukan, sungguh bukan.
Aku hanya ingin kau berusaha menguatkanku dalam menunggumu
ini. Aku hanya ingin kau berkata, “tunggulah aku sebentar lagi”, Aku hanya ingin kau berkata “tetaplah di
sisiku, jangan pergi”.
Tak bisakah kalimat itu kau ucapkan. Tak bisakah?
Lalu apa benar aku sungguh berarti di hidupmu. Jika untuk
kalimat itu saja, kau sungguh tidak bisa mengatakannya?
Sudah berapa lama kau bersamaku?
Sudah berapa musim kita lewati?
Sudah berapa generasi yang kita lalui?
Sudah berapa?
Tidak bisakah kau membaca keinginan kecilku, bahwa aku hanya
ingin di kuatkan dalam penantianku. Dengan kalimatmu yang menahanku untuk tetap
menunggumu. Tidak bisakah?
Lalu apa benar kau sungguh ingin menjadikan aku, ibu dari
anak-anakmu? Jika untuk sikap manis itu saja, tak bisa kau perlihatkan padaku.
Apakah kau tidak menyadarinya? Bahwa beberapa hari terakhir
ini, kau mengabaikanku. Menyia-nyiakan aku, membiarkan aku sendiri dalam
menunggumu. Berangan-angan sendiri tentang masa depan kita. Sibuk sendiri
membuat perasaanku bahagia. Tidak kah kau sadari itu.
Tapi ah sudahlah, nyatanya aku memang tidak berarti di
hidupmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar