iya, maksudnya tambah jeleg lagiii..
haahhh.. liad deh muka ku... habis sudah harapan pengen jadi artis dan tenar
dimana2 wohohohoho
nasib nasib..
yaaaahhh, ambil pelajaran aja deh... mungkin semua ada hikmahnya...
dan pastinya emang ada hikmahnya...
Pengen di
dramatisir lebih dalam lagi siii semua penderitaan ini.. tapi kayaknya lebay
banget deh kalo harus bilang...
“TUHAN, KENAPA KAU
LAKUKAN INI PADAKU... APA SALAHKU TUHAN...???!!!” atau
“TUHAN, AMBILLLLL
AKUUU...”
Hehehehehehe
Norak banget
kannn...
Lain halnya kalo
bilang begini atas semua penderitaaan yang terjadi..
“ALLAH, TERIMA
KASIH SUDAH MAU MENEGUR HAMBA MELALUI MUSIBAH INI, TERIMA KASIH MASIH PEDULI
DAN SUDI MENGINGATKAN HAMBA....
Malam itu,
setelah acara silahturahim keluarga aku di suruh papa mengantar Nur sepupuku
pulang sebentar ke rumah mereka bersama Riezi anaknya, ponakanku tersayang.
“Mbakyu ikut yoo,
ikut yoo, ikuttt” Pinta liza adikku setengah memohon.
“hmmm, iyoh
ikutlah” jawabku memasang muka sangar padanya..
Liza pun
tersenyum penuh kemenangan karena permintaannya dikabulkan.
Aku mulai
menurunkan motor untuk segera di pakai. Tak berapa lama setelah motor
dihidupkan dan hanya melalui beberapa meter jarak yang ditempuh, tugas agung
itu pun selesai ku laksanakan.
“ndak singgah
dulu ke?” tanya Nur dengan logat melayu kalimantan yang khas itu setelah tiba
di rumah mereka.
“besok je lah,
mok ujan ni kayaknya” jawabku menolak ajakannya dengan halus
“ya dah kalo
macam tu” katanya lagi
“kami balik
yee..” pamitku pada Nur
“ iyee, terimak
kasih” ucapnya sambil melambaikan tangan
“dadaaa Riezi”
teriak aku dan Liza bersamaan.
Akhirnya si
sulung dan si bungsu pun kembali meluncur menuju rumah kediaman mereka tercinta
dengan melesat sekencang-kencangnya. Hingga gagal melewati sebuah jebakan
batman yang tak kasat mata itu. #eh
Sepanjang
perjalanan, aku memang melaju dengan kecepatan yang lumayan di bilang ngebut,
maklum anak labil yang sedikit punya keinginan terpendam jadi pembalap wanita,
huahehehe.. tapi tak kesampaian dan menyalurkan bakatnya itu di jalan raya
milik umum ini.. #hadehh
Alhasil, lihat
saja akibatnya..
Masih dengan
kecepatan maksimum, aku mendapati sebuah mobil melaju dengan lambat di depanku
dari arah yang bersamaan. Motor yang ku kendarai mendahului mobil itu dari kiri
di depan tingkungan. Aku pikir si pengemudi ingin berhenti di sebelah kanan,
karena tak ku dapati ia menghidupkan lampu sen berbelok ke sebelah kiri.
Dan brrraaaaggghhh
mobil itu ternyata berbelok ke tingkungan sebelah kiri dan menabrak motor yang
melaju di depannya.
Dengan spontan
kakiku menginjak rem motor lalu motor berhenti dengan posisi miring dan
mendarat dengan keras. Kepalaku ikut miring, bergesek menyentuh aspal dan
mentok pada benturan yang terakhir. Aku bangun darisana, terduduk lemas dan
menyentuh kepalaku, darah bercucuran deras dari situ. Aku panik dan menangis.
Liza juga menangis tapi untunglah dia tidak berdarah sepertiku.
Orang-orang
berhamburan menuju titik terjadinya kecelakaan itu. Ada satu orang yang
mengangkatku dan membawaku ke dalam mobil untuk segera di beri pertolongan
pertama. Masih dalam keadaan sadar aku berucap
“Liza tadi mana,
bawa dia balek” rintihku sambil kesakitan.
Aku terus
memanggil-manggil mamak sepanjang perjalanan ke rumah sakit, aku panik, darah
terus mengalir. Rasanya seperti sekarat. Aku menggigil.
Ku dapati tiga
orang yang berada dalam mobil itu, ada wanita muda dengan seorang bayi yang
digendongnya dan laki-laki yang mengendarai mobil tersebut.
Mendengar aku
terus merintih, mereka mencoba menenangkan.
“tenang buk ya,
tenang.. kita ke rumah sakit sekarang”
“Hah ibu, setua
itu kah aku?” ucapku dalam hati
“adekku tadi ndak
apa-apa kan?” tanyaku pada mereka di sela rintihanku sekaligus memberi tahu
bahwa aku masih muda, bukan ibu-ibu. Huehehehe
Hingga akhirnya
kami tiba di ruang UGD. Mataku di periksa disana oleh dokter muda yang cantik
itu. ia kemudian berucap.
“Dari pemeriksaan
luar, adeknya nggak apa-apa, hanya lukanya aja yang harus di jahit”
Di sela
pemeriksaan itu, datang seorang cowok yang bertanya padaku
“adek ni tinggal
dimana? Udah di kabari belom keluarganya?” tanyanya
“di perumnas
selawi, belum” jawabku sekenanya. Mungkin cowok tadi adalah keluarga si
pengemudi yang menyenggol motorku.
Dokter kembali
lagi memeriksa sambil bertanya padaku.
“aduuuhhhh
perihhh” rintihku terus
“cup cup tenang
ya, nanti kita obatin lukanya, jangan nangis“ dokter itu mencoba menenangkanku
sembari terus memeriksa keadaanku
“adek namanya
siapa?” tanyanya lagi sambil menyentuh lukaku
“Anna” jawabku
padanya
“Anna tau nggak, sekarang
lagi dimana?” kali ini memeriksa kakiku
“Iya tau, di
rumah sakit” jawabku lagi
Ia lalu tersenyum
mendengar ucapanku..
“selain di kepala
ada lagi yang dirasa sakit?” tanyanya lagi
“nggak ada”
ucapku masih dalam keadaan sadar
Di sela
pemeriksaan itu, mamak datang dan melihat keadaanku lalu berkata
“ya Allah, ya
Allah, anakku.. kenapa jadi begini sih nak nak”
Terkesan lebih lucu
menurutku..
Hehehe
Aku senang
melihat orang yang ku sayang panik melihat keadaanku...
Mamak lalu menghampiriku dan mengusap-usap
kepalaku,
“gimana bisa jadi
gini nak?” tanyanya masih dengan muka cemas itu
Lalu ku ceritakan
apa yang terjadi...
Beberapa menit
setelah intograsi-intograsi juga bertubi-tubi pertanyaan menghampiriku,
akhirnya dokter pun mulai bergerak dan beraksi menjahit luka robek yang ada di
atas alisku. Sebelumnya luka itu di suntik dengan obat penghilang nyeri agar
aku tak terlalu merasakan pedihnya saat di jahit.
Penjahitan luka
itu di lakukan pada ruang terbuka, hingga semua orang bisa menyaksikannya. Di
sela penjahitan itu, terjadilah percakapan antara si penabrak dan orang tuaku.
Dengan keadaan yang masih sadar dan sambil di jahit. Aku masih bisa mendengar
percakapan itu. Ku dapati ternyata si penabrak juga berasal dari Baturaja saat
orangtuaku cerita padanya bahwa aku disini sedang liburan dan pulang kampung
dari kerja di sebuah Bimbel di Baturaja. Pada percakapan itu, mereka mencoba
mengambil satu persatu hikmah melalui kejadian ini. Masih dalam keadaan sadar
dan mata terpejam sambil di jahit, aku bergumam dalam hati. Iya benar, semua
pasti ada hikmahnya. Mungkin Allah ingin menegur ku melalui peristiwa ini,
karena ku sadari selama ini aku memang sudah jauh dari-Nya, mengabaikanNya, dan
tak pernah mengingat-Nya lagi seperti dulu, sholat hanya sekedarnya, berdoa
juga hanya sekedarnya, bahkan aku sering meremehkan sholat, sering juga
meninggalkannya tanpa ada perasaan merasa berdosa sedikitpun. Innalillahi wa
innalillahi rojiun..
Aku rasa ini
adalah musibah yang paling besar dari pada sekedar kecelakaan yang terjadi
malam itu.
Lukaku akhirnya
selesai juga di atasi, papa lalu kembali mengurus segalanya.
Semua biaya pengobatan
ini, di tanggung oleh si penabrak.
Setelah segala
urusan selesai, kami pun pulang ke rumah. Mamak menuntunku yang masih tertatih
menuju ke parkiran mobil.
Tak berapa lama
kemudian kami pun sampai di rumah dengan selamat.
Ini adalah salah
satu peristiwa tak terlupakan pada moment lebaran tahun ini bagiku.
Aku tak ingin
semuanya berlalu begitu saja, tanpa ada pelajaran yang bisa di ambil dari ini
semua. Aku tak ingin peristiwa ini hanya sekedar lewat lalu dengan gampang
terlupakan begitu saja. Tanpa makna. Tidak. Aku tidak mau.
Aku harus belajar
dari ini semua. Peristiwa ini mengajarkanku banyak hal. Semoga jadi pelajaran
ke depannya. Bukan hanya luka saja yang di dapat atau memar biru pada mata juga
bukan saja bekas jahitan ini tapi lebih dari sekedar itu.
Hikmahnya... ^^
Selamat hari raya idul fitri 1434 H
Minal aidzin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin temen-temen blogger tercinta..
semoga kita jadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya... setelah di gambleng selama 29 hari di bulan Ramadhan kemarin... aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar